Berikut adalah penjelasan singkat tentang tiga periode peradaban Islam di dunia:
Periode klasik (650-1250 M):
Periode ini merupakan masa keemasan dan kemajuan Islam dalam bidang politik, militer, ilmu pengetahuan, seni, budaya, dan agama. Periode ini dibagi menjadi dua fase, yaitu fase ekspansi, integrasi, dan kemajuan (650-1000 M) yang ditandai dengan perluasan wilayah Islam dari Afrika Utara hingga Spanyol di barat dan dari Persia hingga India di timur, serta berkembangnya kota-kota ilmiah dan budaya seperti Kordoba, Granada, Damaskus, dan Bagdad; dan fase disintegrasi (1000-1250 M) yang ditandai dengan melemahnya kekuasaan khalifah, munculnya perpecahan antara Sunni dan Syiah, serta Arab dan Persia, dan akhirnya runtuhnya Baghdad oleh Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Beberapa tokoh dan pemikir Islam yang terkenal pada periode ini antara lain Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad bin Hanbal dalam bidang fiqh; Jabir bin Hayyan, Al-Khwarizmi, Al-Biruni, dan Ibnu Sina dalam bidang ilmu alam; Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Rusyd, dan Al-Ghazali dalam bidang filsafat; Al-Mutanabbi, Al-Ma’arri, Ibnu Khaldun, dan Rumi dalam bidang sastra; dan Masjidil Haram, Masjid Nabawi, Masjid Al-Aqsa, Masjid Umayyah, dan Masjid Al-Azhar dalam bidang arsitektur.
Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di hasil pencarian, ada beberapa tokoh Muslim terkenal lainnya selama periode klasik dan pemikirannya, antara lain:
- Ibnu Majah (209-273 H): Seorang ahli hadits, muhaddits, dan faqih yang dikenal sebagai salah satu pengarang dari Kutub al-Sittah (Enam Kitab Hadits Utama). Ia menulis buku yang berjudul Sunan Ibnu Majah, yang merupakan kumpulan dari sekitar 4.000 hadits yang disusun berdasarkan bab-bab fikih. Ia juga menulis buku yang berjudul Kitab at-Tafsir, yang merupakan kumpulan dari tafsir Al-Quran berdasarkan hadits. Ia juga menulis buku yang berjudul Kitab al-Zuhd, yang merupakan kumpulan dari hadits-hadits tentang zuhud (menjauhi hal-hal duniawi).
- Ibnu Sina (980-1037 M): Seorang dokter, filsuf, dan ilmuwan yang dikenal sebagai bapak kedokteran modern. Ia menulis lebih dari 450 buku, termasuk ensiklopedia kedokteran yang berjudul Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), yang menjadi rujukan utama di dunia Barat hingga abad ke-17. Ia juga mengembangkan konsep logika, metafisika, psikologi, dan etika dalam karyanya yang berjudul Asy-Syifa (The Book of Healing)12
- Al-Khwarizmi (780-850 M): Seorang matematikawan, astronom, dan geografer yang dikenal sebagai bapak aljabar. Ia menulis buku yang berjudul Al-Jabr wa al-Muqabalah (The Compendious Book on Calculation by Completion and Balancing), yang memperkenalkan konsep aljabar dan persamaan linear dan kuadratik. Ia juga menulis buku yang berjudul Kitab al-Jam’ wa al-Tafriq bi Hisab al-Hind (The Book of Addition and Subtraction According to the Hindu Calculation), yang memperkenalkan sistem angka Hindu-Arab dan konsep nol34
- Al-Biruni (973-1048 M): Seorang ilmuwan, sejarawan, dan filsuf yang dikenal sebagai bapak geodesi dan antropologi. Ia menulis lebih dari 100 buku, termasuk buku yang berjudul Kitab Tahdid Nihayat al-Amakin li-Tashih Masafat al-Masakin (The Book of Determination of the Coordinates of Positions for the Correction of Distances between Cities), yang mengukur lingkar bumi dengan akurasi tinggi. Ia juga menulis buku yang berjudul Tarikh al-Hind (History of India), yang menggambarkan kebudayaan dan agama India dengan objektif dan kritis.
- Al-Farabi (872-950 M): Seorang filsuf, ilmuwan, dan musikus yang dikenal sebagai guru kedua filsafat setelah Aristoteles. Ia menulis lebih dari 100 buku, termasuk buku yang berjudul Al-Madinah al-Fadhilah (The Virtuous City), yang menggambarkan konsep negara ideal berdasarkan filsafat Islam dan Yunani. Ia juga menulis buku yang berjudul Kitab al-Musiqi al-Kabir (The Great Book of Music), yang menjelaskan teori musik, alat musik, dan pengaruh musik terhadap jiwa manusia.
- Ibnu Rusyd (1126-1198 M): Seorang hakim, dokter, dan filsuf yang dikenal sebagai komentator Aristoteles. Ia menulis lebih dari 80 buku, termasuk buku yang berjudul Tahafut al-Tahafut (The Incoherence of the Incoherence), yang membela filsafat Aristoteles dari kritik Al-Ghazali. Ia juga menulis buku yang berjudul Fasl al-Maqal (The Decisive Treatise), yang membahas hubungan antara agama dan filsafat. Karya-karyanya banyak dipengaruhi oleh pemikir Barat, seperti Thomas Aquinas dan Dante Alighieri.
Semoga jawaban ini dapat membantu Anda mengetahui lebih banyak tentang tokoh-tokoh Muslim terkenal selama periode klasik dan pemikirannya. 😊
Periode pertengahan (1250-1800 M):
Periode ini merupakan masa kemunduran dan stagnasi Islam dalam berbagai bidang. Periode ini juga dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase kemunduran (1250-1500 M) yang ditandai dengan desentralisasi dan disintegrasi masyarakat Islam, serta terjadinya penjajahan oleh Mongol, Turki, dan Eropa; fase tiga kerajaan besar (1500-1700 M) yang ditandai dengan munculnya tiga dinasti yang berkuasa di wilayah Islam, yaitu Utsmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India, yang mampu mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan Islam meskipun dengan berbagai tantangan dan konflik; dan fase kemunduran lanjutan (1700-1800 M) yang ditandai dengan melemahnya tiga kerajaan besar tersebut, serta semakin kuatnya pengaruh dan campur tangan Barat di wilayah Islam. Beberapa tokoh dan pemikir Islam yang terkenal pada periode ini antara lain Suleiman Al-Qanuni, Selim II, dan Murad IV dalam bidang politik; Syekh Ahmad Sirhindi, Syekh Abdul Qadir Jailani, dan Syekh Muhammad bin Abdul Wahab dalam bidang tasawuf dan gerakan pembaharuan; Ibnu Hajar Al-Asqalani, Jalaluddin As-Suyuthi, dan Ibnu Taimiyah dalam bidang ilmu hadits dan tafsir; Tajuddin Al-Subki, Ibnu Daqiq Al-'Id, dan Ibnu Hajar Al-Haitami dalam bidang fiqh; dan Masjid Biru, Masjid Taj Mahal, dan Masjid Isfahan dalam bidang arsitektur
Selain tokoh-tokoh yang telah disebutkan di hasil pencarian, ada beberapa tokoh Muslim terkenal lainnya selama periode pertengahan dan pemikirannya, antara lain:
- Ibnu Battutah (1304-1368 M): Seorang penjelajah, penulis, dan diplomat yang dikenal sebagai salah satu pelancong terbesar dalam sejarah. Ia mengunjungi lebih dari 40 negara di Asia, Afrika, dan Eropa, serta menulis catatan perjalanannya yang berjudul Rihlah (The Travels), yang menjadi sumber penting tentang kebudayaan, sejarah, dan geografi dunia Islam pada abad ke-14. Ia juga bertemu dengan banyak tokoh penting, seperti Sultan Muhammad bin Tughluq di India, Kaisar Yuan di Cina, dan Raja Mali di Afrika12
- Ibnu Khaldun (1332-1406 M): Seorang sejarawan, sosiolog, dan filsuf yang dikenal sebagai bapak ilmu sejarah dan sosiologi. Ia menulis buku yang berjudul Muqaddimah (The Introduction), yang merupakan prolog dari karya sejarahnya yang berjudul Kitab al-Ibar (The Book of Lessons). Dalam buku ini, ia mengembangkan konsep asabiyyah (solidaritas sosial), umran (peradaban), dan siklus dinasti, serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kemunduran masyarakat. Ia juga mengkritik metode sejarah yang tidak kritis dan tidak ilmiah3
- Ibnu Nafis (1213-1288 M): Seorang dokter, anatomi, dan fisiolog yang dikenal sebagai penemu sirkulasi darah paru-paru. Ia menulis buku yang berjudul Syarh Tasyrih al-Qanun li Ibn Sina (Commentary on Anatomy in Avicenna’s Canon), yang merupakan komentar dan koreksi atas karya kedokteran Ibnu Sina. Dalam buku ini, ia menjelaskan bahwa darah mengalir dari jantung ke paru-paru, lalu kembali ke jantung, dan kemudian ke seluruh tubuh. Ia juga menulis buku yang berjudul Al-Mujaz fi al-Tibb (The Concise Book on Medicine), yang merupakan ringkasan dari ilmu kedokteran pada zamannya.
Periode modern (1800 M-sekarang):
Periode ini merupakan masa pembaharuan dan kebangkitan Islam dalam menghadapi tantangan zaman. Periode ini ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dan kemunduran dirinya, serta adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Periode ini juga disebut sebagai periode reformasi, karena banyak muncul tokoh-tokoh dan gerakan-gerakan yang berusaha membawa Islam kembali ke jalan yang lurus dan sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadits. Beberapa tokoh dan pemikir Islam yang terkenal pada periode ini antara lain Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, dan Muhammad Iqbal dalam bidang pemikiran dan gerakan pan-Islamisme; Muhammad Ali Jinnah, Hasan Al-Banna, dan Sayyid Qutb dalam bidang politik dan gerakan Islam; Muhammad Asad, Fazlur Rahman, dan Nasr Hamid Abu Zaid dalam bidang tafsir dan hermeneutika; Wahbah Az-Zuhaili, Yusuf Al-Qaradhawi, dan Abdurrahman Wahid dalam bidang fiqh dan hukum Islam; Abdus Salam, Ahmad Zewail, dan Farouk El-Baz dalam bidang ilmu alam; dan Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa dalam bidang arsitektur.
Periode Modern zaman kebangkitan Islam adalah periode yang dimulai sejak tahun 1800 Masehi hingga sekarang, yang ditandai dengan adanya kesadaran umat Islam terhadap kelemahan dirinya dan adanya dorongan untuk memperoleh kemajuan dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Periode ini juga disebut sebagai periode pembaharuan, karena banyak muncul tokoh-tokoh dan gerakan-gerakan yang berusaha membawa Islam kembali ke jalan yang lurus dan sesuai dengan ajaran Al-Quran dan Hadits. Beberapa tokoh dan gerakan pembaharu Islam pada periode modern antara lain:
- Muhammad bin Abdul Wahab, seorang ulama dari Arab Saudi yang mengajarkan konsep tauhid yang murni dan menentang segala bentuk bid’ah dan syirik. Beliau juga mendirikan negara Saudi Arabia yang menerapkan syariat Islam secara ketat.
- Rifa’ah Badawi Rafi At Tahtawi, seorang cendekiawan dari Mesir yang mengajak umat Islam untuk belajar dari ilmu-ilmu Barat tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam. Beliau juga mendirikan sekolah-sekolah modern di Mesir dan menerjemahkan banyak karya ilmiah Barat ke dalam bahasa Arab.
- Jamaluddin Al-Afghani, seorang pemikir dan aktivis dari Afghanistan yang menggagas ide pan-Islamisme, yaitu persatuan umat Islam di seluruh dunia untuk melawan penjajahan dan imperialisme Barat. Beliau juga mempengaruhi banyak tokoh reformis lainnya, seperti Muhammad Abduh dan Muhammad Iqbal.
- Muhammad Abduh, seorang ulama dan mufti dari Mesir yang mengembangkan pemikiran Islam yang rasional dan moderat. Beliau juga mengkritik kebodohan dan kemunduran umat Islam dan menyerukan reformasi dalam bidang pendidikan, hukum, dan sosial.
- Muhammad Iqbal, seorang penyair dan filsuf dari India yang menginspirasi gerakan kemerdekaan Pakistan. Beliau juga mengajarkan konsep khudi, yaitu pengembangan diri yang berdasarkan pada nilai-nilai Islam dan menghormati keberagaman dan kemanusiaan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami sejarah peradaban Islam di dunia. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, Anda dapat membaca sumber-sumber berikut: sini, sini, sini, sini, dan sini. Terima kasih. 😊